Bersabarlah yang baik,
maka niscaya kelapangan itu begitu dekat
Barangsiapa yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan,
maka ia pasti akan selamat
Barangsiapa yang begitu yakin dengan Allah,
maka ia pasti tidak merasakan penderitaan
Barangsiapa yang selalu berharap pada-Nya,
maka Allah pasti akan memberi pertolongan
|
Rasulullah saw pernah ditanya, “Siapakah yang paling berat ujiannya?”
Nabi menjawab,
“Para nabi, kemudian yang terbaik, lalu yang terbaik, seseorang mendapatkan (bala) ujian sesuai dengan kadar agamanya, bila agamanya kuat maka bertambah berat ujiannya, dan apabila agamanya dangkal, maka Allah mengujinya sesuai dengan kadar agamanya, seorang hamba tidak akan lepas dari ujian sampai ia berjalan di bumi dengan keadaan tidak berdosa“
Fakta telah menunjukkan bahwa manusia yang paling gampang shock, kaget, dan paling cepat goncang menghadapi kesulitan-kesulitan hidup adalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, orang-orang yang ragu dan lemah imannya.
“Di antara manusia ada yang menyembah Allah dengn berada di tepi, maka bila ditimpa kebaikan ia merasa tenang, dan jika ditimpa fitnah ia membalikkan wajahnya (murtad) ia merugi di dunia dan akirat, itulah kerugian yang nyata” …. (QS. Al Hajj: 11)
Demikian itu karena mereka tidak beriman terhadap takdir Allah yang membuatnya rela, tidak mengimani Tuhan yang membuat tenang.
Tidak pula beriman kepada para nabi sehingga dapat mene mukan keteladanan pada kehidupannya yang serba sulit, tidak mempercayai kehidupan akhirat yang menghembuskan udara segarnya yang dapat melegakan nafas, mengusir kesedihan dan membangkitkan harapan.
|
SUMBER KESABARAN
Nyata tidak semua manusia sanggup bersabar dalam melaksanakan tugas tugasnya. Demikian juga orang yang mengaku muslim tidak semua sanggup menghadapi cobaan dengan tabah, sehingga banyak yang gugur dalam ujian ujian Ilahi.
Dalam hubungan ini perlu kita tahu apa sebenarnya yang menjadi sumber dan motif kesabaran itu, sehingga dapat bersemi begitu kuat dalam jiwa seseorang, misalnya pada diri nabi nabi dan orang orang saleh.
Adapun yang menjadi sumber kesabaran itu ialah:
Kesedaran dan pengertian akan manfaat sesuatu melahirkan kesabaran, sebagaimana dalam riwayat Musa dengan Khidir:“Kerana bagaimana engkau bisa bersabar atas sesuatu yang belum engkau ketahui?“ …. (Al Kahf: 68)
Jikalau belum mengetahui persoalan, kegunaan dan tujuan sesuatu, maka sukar sekali diharapkan kesabaran mengikut hal itu, dengan demikian kunci kesabaran ialah harus ada kesedaran dan maksud terlebih dahulu.
Persamaan cinta kepada sesuatu mengundang kesabaran agar mengikutinya. Demikianlah seorang hamba yang cinta. kepada Tuhannya. akan sabar dare tekun mengikuti perintah perintah Nya.Perlu diketahui bahawa ujian ujian itu sendiri adalah merupakan manifestasi daripada cinta Allah kepada hamba Nya. Sebagaimana oleh Rasulullah s.a.w dalam sabdanya:“Sesungguhnya besarnya pahala itu bergantung kepada besamya ujian (bala) dan sesungguhnya jika Allah cinta kepada suatu kaum, mereka diuji. Barangsiapa yang redha menerima ujian, maka baginya keredhaan Allah, dan siapa yang murka, maka baginya kemurkaan Allah“ …. (Tarmidhi)
Sebagaimana hal lain lain sikap yang terpuji, diperlukan latihan untuk untuk mengembangkannya. maka demikian jugalah kesabaran perlu dibina dan dikembangkan melalui latihan.Apabila semakin selalu membiasakan diri dengan sabar semakin mudahlah menghadapi ujian dan cobaan. Dari pada yang ringan ringan hingga kepada yang berat berat.Sebagai contoh sabar dalam menjalankan puasa, pada mulanya berat dirasakan, namun kerana terbiasa. lambat laun is menjadi ringan. Dalam hubungan ini Rasulullah s.a.w mengingatkan:“Siapa yang berlatih bersabar, nescaya Allah akan menyabarkannya (menjadikannya sabar)“ …. (Bukhari, Muslim)Nisalnya menjadi terlatih melawan hawa nafsu dan sabar di waktu datang emosi marah, menguasai seni menjinakkan saraf dengan do’a ta’awwudz.
Tidak diragukan lagi bahawa kesabaran itu merupakan kekayaan rohani yang besar, bersandarkan bukti bukti kesabaran sebagai pangkal kebahagiaan. Banyak perbuatan perbuatan mulia dan terhormat tidak mungkin dilakukan tanpa kesabaran. Seperti sabda Rasulullah s.a.w:“Dan tiada seorang yang mendapat kurnia (pemberian) Allah yang lebih baik atau lebih luas dari kesabaran“ …. (Muslim)Dalam pada itu, orang yang sabar mampu mengalahkan hawanafsu. Itulah yang dipandang sebagai orang kuat seperti yang dinyatakan oleh Nabi s.a.w:“Bukannya ukuran kekuatan seseorang dengan bergusti. Orang kuat yang sebenarnya ialah yang mampu mengendalikan dirinya di waktu marah” (Bukhari, Muslim)
Ada kata hikmat yang mengungkapkan bahawa “sabar itu lebih pahit daripada jadam, tetapi buahnya lebih manis dari pada madu”. Kerana itulah maka orang yang sabar dan sadar akan buahnya kesabaran, kepahitan dan penderitaan itu akan berkurang bahkan hilang berganti kegembiraan.Rasulullah s.a.w bersabda yang mafhumnya:“Siapa, yang akan diberikan kebaikan (nikmat) oleh Allah, diberikannya penderitaan (terlebih dahulu)“ …. (Bukhari)
Dalam peperangan banyak sekali pasukan kecil mengalahkan pasukan besar dengan izin Allah. Sebagai salah satu faktor yang menentukan bagi kemenangan ialah kesabaran. Seperti firman Allah yang mafhumNya:“Hai Nabi Gemarkanlah mu ‘min berperang. Jika ada di antara kamu dua puluh orang yang sabar, tentu mereka dapat mengalahkan dua ratus. Dan jika di antara kamu seratus orang (yang sabar), tentu mereka bisa mengalahkan seribu orang kajir, kerana mereka itu orang orang yang tidak mengerti“ …. (Al Anfal: 65)Begitu penting makna kesabaran, sehingga kualitas orang yang sabar sanggup mengalahkan kualitas yang besarnya sepuluh kali ganda.Pada pokoknya kunci kesuksesan dalam arena perjuangan hidup adalah kesabaran. Pengarang sanggup menghidangkan buah penanya yang bermutu berkat kesabaran. Kesuksesan seorang peneliti dalam bidang penelitian, juga tidak lepas daripada faktor kesabaran.Jika telah jelas rahasia kemenangan terletak pada sabar, maka haruslah setiap Muslim berusaha agar beruntung dalam hidup di dunia dan akhirat dengan kesabaran itu.
Salah satu hal yang mententeramkan dan menggembirakan orang yang sabar ialah bahawa setiap cobaan yang dirasakannya, kecil besar semua itu dapat menjadi sebab dihapuskannya dosa dosa yang telah lalu.Dengan demikian orang mu’min yang memperoleh ujian, musibah dan sebagainya, bererti mereka memperoleh maghfirah (keampunan Ilahi). Hal itu bererti suatu kemajuan dalam menaiki kemuliaan di sisi Allah Nabi s.a.w bersabda yang mafhumnya:“Tiada seorang musiim yang menderita kekalahan, kesakitan, kesulitan dukacita, kesukaran dan kesusahan, bahkan gangguan berupa diri, melainkan dengan kejadian Allah akan menghapuskan dosanya“ …. (Bukhari, Muslim)‘Abdullah bin Mas’ud pernah menyatakan, bahawa pada suatu hari dia masuk ke tempat Rasulullah s.a.w yang sedang menderita sakit panas.Dia berkata: “Ya Rasulullah, amat berat demam ini“.Nabi menjawab: “Benar! Saya menderita dua kali ganda daripada orang biasa”Berkata Ibnu Mas’ud: “Benar, kerana engkau memperoleh pahala dua kali ganda daripada orang biasa”Jawab Nabi: “Benar, demikianlah keadaannya. Tiada seorang muslim yang menderita, baik pun berupa duri atau lebih daripada itu, melainkan Allah akan menghapuskan keburukannya dan digugurkan dosa dosanya laksana gugurnya daun daun dari pokoknya“ …. (Bukhari, Muslim)Dalam hadith lain menyatakan, jika Allah menghendaki kebaikan terhadap seseorang hamba Nya, maka dilaksanakan segera pembalasan seksanya di dunia.Sebaliknya jika Allah menghendaki kecelakaan bagi hamba Nya, ditahan pembalasan dosanya. Sehingga akan dituntut kelak pada Hari Kiamat.
Sementara keuntungan, kegembiraan. kemenangan dan ketenangan akan diraih di dunia ini oleh hamba hamba yang sabar, maka kepada mereka juga mendapat jaminan akan menikmati kebahagiaan yang kekal di Hari Akhirat. Firman Allah yang mafhumnya:“Kesejahteraan atas kamu lantaran kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya balasan akhirat” (Ar-Ra’d: 24)Ibnu Abbas pernah berkata kepada Ata’ bin Abu Rabah:“Bolehkah saya tunjukkan kepadamu seorang wanita ahli syurga?” Jawab Ata’: “Baiklah“. Berkata Ibnu Abbas: “Itulah wanita yang hitam, pada suatu hari dia datang kepada Nabi s.a.w dan berkata: ‘Ya Rasulullah, saya berpenyakit ayan, hingga terbuka aurat. Maka do’akanlah kepada Allah untuk saya‘. Jawab nabi: Jika kau sabar, akan rnendapat syurga, dan jika kau tetap meminta saya mendo’akanmu saya pun tidak keberatan‘. Jawab wanita itu: ‘Saya akan bersabar, akan tetapi do’akan untuk saya agar tidak terbuka aurat saya” (Bukhari, Muslim)Dalam riwayat lain, diberitakan bahawa Nabi s.a.w bersabda. bahawa Allah telah berfirman yang mafhumnya:“Tiada pembalasan bagi seorang hamba Ku yang telah Aku ambil kembali kekasihnya, kemudian orang itu mengharapkan pahala daripada Ku, selain ganjaran syurga” …. (Bukhari)
|